Senin, 11 April 2011

Jujuran Ooh Jujuran...

Bismillahirrahmanirrahim...

Bagi adat BUGIS... Jujuran adalah sesuatu yang menjadi Budaya Adat Istiadat yang di biasakan.
Jujuran dalam pandangan sesungguhnya adalah Bukan sebagai Mahar yang wajib dipenuhi oleh Pihak Laki2.
Jujuran dalam se-pemahaman saya adalah, Bentuk Seserahan yang diberikan pihak laki2 kepada pihak perempuan yang diberikan atas dasar kesepakatan bersama,, (kesepakatan pihak Orgtua) bukan permintaan sang calon wanita yang akan dilamar. Jujuran itu kemudian akan digunakan sebagai bentuk Biaya yang akan digunakan untuk pesta pernikahan, bisa juga akan diberikan org tua sebagai modal awal membentuk Rumah Tangga.. setelah pernikahan selesai...

berbeda dengan mahar, atau mas kawin..yang memang menjadi bentuk "permintaan" sang perempuan sebagai syarat sah-nya pernikahan..

Pada Lazimnya, Jujuran itu akan semakin tinggi bila dilihat dari Tingkat pendidikan sang calon perempuan, cantik,pekerjaan dan dipandang dari keluarga yang secara tingkatan sosial memiliki pengaruh dimasyarakat.. Sangat Ironis memang,,, namun begitulah yang sering terjadi..!!
Bahkan terkadang, Permintaan jujuran dilakukan Orgtua dengan Hitungan Matematis,, harga Beras dipasar...
(mo nikah apa Jualan Yak???) hehehe


hmmm... tentu ini bisa menjadi "momok" bagi para lelaki (Ikhwan) yang tidak terbiasa dengan adat istiadat seperti ini,, bahkan ada akhirnya para lelaki yang akhirnya Mengundrukan diri karena tidak sanggup memenuhi permintaan dari keluarga dan orgtua sang perempuan..

Semahal itukah Wanita Bugis????

Dalam pandangan saya sebagai, Seorang Muslimah.. yang sedikit mengetahui Bagaimana Islam mengatur, untuk memudahkan segala bentuk pernikahan...

Rasulullah bersabda,
"Seorang wanita yang penuh barakah dan mendapat anugerah Allah adalah
yang maharnya murah, mudah menikahinya, dan akhlaknya baik.
Namun sebaliknya, wanita yang celaka adalah yang mahal maharnya,
sulit menikahinya, dan buruk akhlaknya."

saya bahkan selalu terkagum-kagum pda Fatimah Azzahra Putri Rasul yang Maharnya berupa Baju besi dari Ali bin Abu Thalib r.a karena memang hanya itu yang dimiliki oleh Ali..
betapa Fatimah begitu meyakini bahwa Cinta dan Rasa Takut Ali kepada Allah SWT menjadi Mahar yang paling baik dari apapun.

juga kita bisa merujuk pda Ummu Sulaim, yang mengindahkan pinangan Abu Thalhah, dengan Mahar yang Paling Mulia.. yaitu ISLAM.

bagaimana mungkin dengan adanya jujuran itu kemudian Menyulitkan seseorang untuk Beribadah (menikah) sementara Islam begitu memberikan jalan Mudah untuk menuju Sunnah RasulNya..



diriwayatkan Abu Daud dan At-Tirmidzi :
"Dan apabila datang kepadamu orang yang kamu rela akan agama dan amanahnya, maka nikahkanlah ia, jika tidak kamu lakukan, maka akan terjadi bencana di bumi dan kerusakan yang besar.."

dalam Hadis yang Lain, Rasulullah pun mengatakan "Siapa yang tudak mengikuti Sunnahku, maka dia bukan termasuk golonganku"
sementara menikah adalah Sunnah Rasul, yang melaksanakannya adalah memenuhi separuh agamaNya.
mengapa kemudian, dipersulit dengan Adat istiadat Budaya yang bukan kewajiban kita untuk mengindahkannya.

Jujuran adalah sesuatu yang bisa dikompromikan,, pengkondisian orgtua dan keluarga menjadi sesuatu yang penting dalam hal ini, disaat-saat menjelang pernikahan bahkan jauh hari sebelumnya..
Memberikan pengertian dengan cara yang paling baik kepada org tua, agar Pernikahan itu dimulai dengan penuh berkah,,
berupaya untuk mensinergi-kan, antara Aturan dan Tata cara Islam, dengan Adat-istiadat yang diinginkan orgtua, agar semua merasa senang dan ridho terhadap pernikahan tersebut.

Jangan saling menyulitkan... Karena Pernikahan dimulai bukan dengan Niat Jual-Beli anak... Tradisi Jujuran ini, semoga bukan menjadi penghalang dalam Menyempurnakan Agama, yang dicita-citakan.

3 komentar:

  1. hahayy... mb aku mo buat link referensi Blog2 gimandraa yaak?? *tampang dudulzz*

    BalasHapus
  2. Setuju teman. Sekarang bukan jaman situ nurbaya.
    Anak perempuan tidak dijual lagi melainkan memilih untuk menikah sukarela. Terimakasih
    menang BERSAMA
    Hidup Adalah Perjuangan
    Bahaya mahar yang tinggi dalam pernikahan

    BalasHapus