Minggu, 27 Februari 2011

Kakek Tua Si Penjual Sapu...

Siang hari, menjelang sore....
matahari begitu terik, tepat diatas kepala.. aku berjalan menuju bank..yang jaraknya tidak terlalu jauh dari lokasi perusahaan, tempatku bekerja...

langkah hampir menuju pintu bank,, ku melihat sosok seorang kakek tua.. tua renta, pakaian lusuh dan kulit yang kering... namun dia tetap bersahaja dalam pandanganku...
hmm... di usia yang semakin senja, mengapa sang kakek masih saja berkeliaran langkah demi langkah, menuju orang per orang menawarkan Sapu Lidi yang ada digenggamannya... Hufffffffftttt....

semakin miris dan teriris hati melihatnya... "adakah anak dan istri sang kakek" gumamku dalam hati...
setelah selesai urusanku di Bank, kuhampiri sang Kakek yang masih saja, duduk beristirahat didepan bank...

"beli sapu, nak" begitu kalimat yang pertama keluar dari mulutnya saat ku hampiri...
hmmm... "berapa harga sapunya Pak??" tanyaku berusaha membuka diri..
" Lima belas ribu nak.."
lamaaaaaa...kami saling berdialog... aku sempat bertanya berapa jumlah anaknya, dari mana asal sang kakek...namun sayang aku lupa bertanya dimana tinggalnya...
sang kakek tua bercerita tentang, kerja keras yang dia lakukan demi pendidikan sang anak.. yang kini ada yang menjadi polisi dan guru.. mengapa dia masih menjual sapu lidi??? begitu pikirku... dan aku coba bertanya.. apakah gerangan sang kakek yang tetap ingin berada dijalan, dr pada istirahat dirumah...
sang kakek menjawab " Sapu Lidi inilah, yang membantu bapak... membuat anak2 bisa menjadi "seseorang" hingga saat ini "

Ya Allah...semakin terasa ada air mata yang ingin mengalir deras saat mendengar nada bicara, dan sosoknya..
aku teringat akan keringat seorang ayah, yang selalu berjuang hari demi hari untuk kesejahteraan hidup keluarganya yang menunggu dirumah setiap hari...

betapa rasa syukur tiada terkira, mungkin kita bisa bekerja "tanpa keringat" karena setiap hari berada diruang ber AC... tidak merasakan panasnya matahari.. seperti sang kakek tua, penjual koran, dan para buruh bangunan yang ada dipinggiran jalan sudut2 kota...

Ya Allah, apakah lagi yang bisa didustakan, dari tiap bentuk Nikmat yang Engkau berikan pada kami...
aku sungguh terpana dengan setiap "model" kehidupan orang-orang yang berjuang demi keluarganya dengan kerja keras, bukan dengan meminta-minta...

hmmm... sang kakek itu, smoga syurga baginya... dan terimakasih Ya Allah..melaluinya kau lembutkan hatiku..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar